06/03/2011

PENGARUH FILM KARTUN (ADIKKU ‘CERITA ANAK ISLAM’) TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA DUA TAHUN

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Film kartun sangat berpengaruh pada anak-anak sebagai target utama tayanan tersebut. Karena pengetahuannya terbatas, anak-anak memandang sesuatu seperti apa adanya. Film kartun cukup menarik perhatian anak dan sekaligus keprihatinan orang tua. Seiring dengan banyaknya film-film kartun yang ditayangkan utamanya dari Jepang dan Amerika, terdapat satu film yang cukup kontroversial yaitu film Crayon Shinchan. Seiring dengan meningkatnya berita mengenai film tersebut, tentunya meningkat pula jumlah pemirsa yang menonton baik itu masyarakat secara umum dan anak-anak khususnya. Tayangan pada film-film kartun ini, selain mulai memasang nilai-nili moral yang kurang baik juga mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak seperti halnya pada Crayon Shinchan yang menayangkan Sinchan mengucapkan kata-kata yang dibolak-balik sehingga menyebabkan sebagian anak menirukannya. Bukan hanya anak-anak namun orang dewasa pun ikut-ikutan, bukannya memberikan contoh yang baik bagi anak-anak agar pesan yang disampaikan oleh media dapat tersampaikan yang positifnya bukan malah pesan negatif yang sampai pada anak karena bagaimana pun media bersifat netral, baik tidaknya pesan yang sampai pada anak tergantung dari bagaimana orang tua memberikan pengertian pada anak tersebut.
Semakin banyak dan beragamnya film-film kartun yang dapat diakses oleh anak menyebabkan kekhawatiran pada orang tua. Untuk itu saya mencoba melakukan penelitian seberapa besar pengaruh film kartun terhadap perkembangan bahasa pada anak. 
B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah ada pengaruh pada bahasa yang digunakan anak setelah menonton film kartun?
2.      Apakah film kartun memberi pengaruh yang besar terhadap perkembangan bahasa anak?
3.      Bagaimana cara supaya film kartun tidak memberi pengaruk negatif terhadap perkembangan bahasa pada anak?
4.      Bagaimana cara memilih tontonan yang baik untuk anak?

C.     TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari makalah ini ialah untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia dari Ibu Welsi Damayanti, M.Pd., dan sejalan dengan rumusan masalah di atas makalah ini disusun untuk dapat dijadikan referensi dalam menyikapi perkembangan film-film kartun dan pengaruhnya terhadap perkembangan terhadap bahasa pada anak-anak.

D.    MANFAAT PENULISAN
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi para orang tua dalam menghadapi maraknya film-film kartun yang semakin tak terbendung dan untuk membantu mengurangi pengaruh negatif pada perkembangan bahasa anak serta diharapkan dapat menjadi referensi bagi orang tua dan berbagai pihak dalam memanfaatkan media film kartun dalam meningkatkan perkembangan bahasa pada anak-anak.BAB II
LANDASAR TEORI
A.    PSIKOLOGI ANAK
Pada tahap masa awal anak, seorang anak telah memasuki perkembangan kognitif tahap praoperasional. Menurut piaget, tahap ini terjadi pada usia anak mencapai 2 hingga 7 tahun. Pada tahap inilah konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian melemah, serta keyakinan pada hal hal yang magis terbentuk. Pemikiran praoperasional adalah awal kemampuan untuk merekonstruksi pada tingkat pemikiran apakah seorang anak dalam melakukan sesuatu. Pemikiran praoperasional juga mencakup peralihan penggunaan simbol dari yang primitif kepada yang lebih canggih. Pemikiran praoperasional dapat dibagi ke dalam dua subtahap: subtahap fungsi simbolis dan subtahap pemikiran intuitif.
1.      Subtahap Fungsi Simbolis
Subtahap Fungsi Simbolis (symbolic function subtange) adalah subtahap pertama pemikiran praoperasional yang terjadi sekitar usia 2 hingga 4 tahun. Pada subtahap ini, anak anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada. Kemampuan untuk berpikir simbolis semacam ini disebut dengan fungsi simbolis dan kemampuan itu mengembangkan secara cepat dunia mental anak. Hal yang paling bisa diamati adalah anak kecil menggunakan desain corat coret untuk menggambarkan manusia, rumah, mobil, awan, dan lain lain.
Anak anak kecil tidak terlalu peduli dengan realitas, gambar gambar yang mereka buat penuh daya cipta. Matahari biru, langit kuning, dan mobil mengambang diawan, semua itu adalah dunia simbolis dan imajinatif mereka.
Egosentrisme (egocentrism) adalah suatu ciri pemikiran praoperasional yang menonjol. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan perspektif diri dengan perspektif orang lain. Anak belum memiliki kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan, dilihat dan dipikirkan oleh orang lain, ia lebih cenderung untuk melihat sesuatu dari sudut padang dirinya sendiri.
Animisme (animism) adalah bentuk lain pemikiran praoperasional. Animisme adalah keyakinan bahwa objek yang tidak bergerak memiliki suatu kehidupan dan dapat bertindak. Anak kecil dapat menunjukkan pemikiran animisme dengan mengatakan seperti: “Ma, pohon itu mendorong daunnya biar bergerak-gerak agar daunya jatuh”. Anak kecil menggunakan animisme karena sulit membedakan kejadian-kejadian yang tepat bagi penggunaan perspektif manusia dan bukan manusia.
2.      Subtahap Pemikiran Intuitif
Subtahap pemikiran intuitif (intuitive thought substage) adalah subtahap kedua pemikiran praoperasional yang terjadi sekira usia 4 hingga 7 tahun. Pada tahap ini, anak-anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban atas semua bentuk pertanyaan.
Piaget menyebut pada periode waktu ini anak-anak tampaknya begitu yakin tentang pengetahuan dan pemahaman mereka, tetapi belum begitu sadar bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui itu. Lebih jelasnya mereka mengatakan mengetahui sesuatu, tetapi mengetahuinya dengan cara tidak menggunakan pemikiran rasional.
Centration terbukti paling jelas terjadi pada awal anak-anak yang kekurangan pemahaman conservation. Conservation adalah suatu keyakinan akan keabadian atribut objek atau situasi tertentu terlepas dari perubahan yang bersifat dangkal. Seorang dewasa akan dapat membedakan dengan jelas jumlah suatu cairan (air) yang dipindah dari sebuah piring kedalam gelas dengan mengatakan jumlah cairan tetap sama. Tetapi tidak dengan anak kecil, sebaliknya mereka tertipu oleh tinggi cairan akibat tinggi gelas.
Karakteristik lain anak-anak praoperasional adalah mereka menanyakan serentetan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan anak yang paling awal tampak kira-kira pada usia 3 tahun, dan pada usia 5 tahun mereka membuat pusing orang-orang dewasa disekitarnya karena lelah menjawab pertanyaan-pertanyaan ”mengapa” mereka.
Pertanyaan-pertanyaan meraka menunjukkan akan adanya perkembangan mental dan mencerminkan rasa ingin tahu intelektual mereka. Pertanyaan-pertanyaan ini menandai munculnya minat anak-anak akan penalaran dan penggambaran kenapa sesuatu seperti itu. Seperti mengapa matahari bersinar, mengapa adik ada diperut ibu, mengapa ada orang di televisi, dan lain lain
B.     PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK
Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak.  Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling hebat dan menakjubkan.
1.      Tahapan perkembangan bahasa pada anak secara umum
Tahapan-tahapan umum perkembangan kemampuan bahasa seorang anak, yaitu:
a.       Reflexsive Vocalization
Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan suara tangisan yang masih berupa refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.
b.      Babling
Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.
c.       Lalling
Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti: “ba….ba…, ma..ma….
d.      Echolalia
Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.
e.       True Speech
Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa.
2.      Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak Menurut Beberapa Ahli
a.       Lundsteen, membagi perkembangan bahasa dalam 3 tahap, yaitu:
1)      Tahap pralinguistik
Pada usia 0-3 bulan, bunyinya di dalam dan berasal dari tenggorokan. Pada usia 3-12 bulan, banyak memakai bibir dan langit-langit, misalnya ma, da, ba.
2)      Tahap protolinguistik
Pada usia 12 bulan-2 tahun, anak sudah mengerti dan menunjukkan alat-alat tubuh. Ia mulai berbicara beberapa patah kata (kosa katanya dapat mencapai 200-300).
3)      Tahap linguistik
Pada usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini ia mulai belajar tata bahasa dan perkembangan kosa katanya mencapai 3000 buah.
b.      Bzoch  membagi tahapan perkembangan bahasa anak dari lahir sampai usia 3 tahun dalam empat stadium, yaitu:
1)      Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi pralinguistik
Terjadi pada umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai akhir tahun pertama. Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk, dan pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk bahasa konvensional, kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang. Komunikasi lebih bersifat reflektif daripada terencana. Periode ini disebut pralinguistik. Meskipun bayi belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka mengamati dan memproduksi suara dengan cara yang unik.
2)      Kata-kata pertama : transisi ke bahasa anak
Terjadi pada umur 3-9 bulan. Salah satu perkembangan bahasa utama Milestone adalah pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun pertama, berlanjut sampai satu setengah tahun saat pertumbuhan kosa kata berlangsung cepat, juga tanda dimulainya pembetukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan kognitif, adanya kontrol, dan interpretasi emosional di periode ini akan memberi arti pada kata-kata pertama anak. Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, orang, tempat, dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal anak.
3)      Perkembangan kosa kata yang cepat dan pembentukan kalimat awal.
Terjadi pada umur 9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak dan dimulainya produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan produksi kata-kata berlangsung cepat pada sekitar umur 18 bulan. Anak mulai bisa menggabungkan kata benda dengan kata kerja yang kemudian menghasilkan sintaks. Melalui interaksinya dengan orang dewasa, anak mulai belajar mengkonsolidasikan isi, bentuk, dan pemakaian bahasa dalam percakapannya. Dengan semakin berkembangnya kognisi dan pengalaman afektif, anak mulai bisa berbicara memakai kata-kata yang tersimpan dalam memorinya. Terjadi pergeseran dari pemakaian kalimat satu kata menjadi bentuk kata benda dan kata kerja.
4)      Dari percakapan bayi menjadi registrasi anak pra sekolah yang menyerupai orang dewasa.
Terjadi pada umur 18-36 bulan. Anak dengan mobilitas yang mulai meningkat memiliki akses ke jaringan sosial yang lebih luas dan perkembangan kognitif menjadi semakin dalam. Anak mulai berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang, dan peristiwa serta dapat menyelesaikan masalah fisik. Anak terus mengembangkan pemakaian bentuk fonem dewasa
C.     PERAN ORANG TUA
Orang tua adalah guru pertama bagi anak. Hal ini membuat orang tua memiliki andil besar dalam pendidikan anaknya, baik dalam segi waktu, materi, dan tenaga. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di lingkungan rumah merupakan hal penting bagi proses perkembangan anak. Yang penting, bagaimana orangtua membuat kondisi rumah sedemikian rupa agar mampu menghasilkan stimulus positif sebanyak dan sevariatif mungkin.
Orang tua berkewajiban memelihara anak-anaknya dengan cara mendidik, menanamkan budi pekerti yang baik, mengajarinya akhlak-akhlak yang mulia melalui keteladanan dari orang tuanya, dan juga berusaha memenuhi kebutuhan anak baik lahir maupun batin secara proporsional sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi anak. Mendidik dan memberikan tuntunan merupakan sebaik-baik hadiah dan perhiasan paling indah yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Sudah menjadi keharusan bagi orang tua dan pendidik untuk bekerja bersama-sama memberikan kontribusi secara aktif dan positif dalam membentuk kualitas anak yang cerdas baik secara intelektual, emosional, maupun spiritualnya. Untuk itu orang tua harus memahami tahapan-tahapan perkembangan pada anak agar mereka dapat memberikan stimulus sesuai usia anak.
BAB III

PEMBAHASAN
A.    PENGARUH FILM KARTUN TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA DUA TAHUN
1.      Objek sebelum menonton film kartun
Objek mengungkapkan kata-kata sederhana yang biasa dipergunakan sehari-hari. Berdasarkan keterangan dari orang tuanya, objek belum pernah menonton film kartun yang akan digunakan sebagai pembanding pengaruh perkembangan bahasanya.
2.      Objek setelah menonton film kartun
Baik tingkah laku maupun kata-kata yang diucapkan ada perubahan. Berulang kali objek menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan film tersebut. Berikut contoh pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan objek:
a.       Kok mereka pada nyanyi bunda?
b.      Yang itu namanya siapa?
Selain mengajukan pertanyaan-pertanyaan, objek pun berulang kali menyanyikan lagu yang ditayangkan pada film yang dijadikan pembanding perkembangan bahasanya.
Film kartun berpengaruh pada perkembangan bahasa objek. Beberapa kata baru yang menarik perhatian objek menambah perbendaharaan katanya. Film ini juga membantu objek dalam merangkai kalimat karena dari film tersebut objek mengikuti kata-kata dan berunglang kali mengucapkan ulang sehingga objek terbantu dalam pemilihan kata ketika hendak mengatakan suatu maksud dalam bantuk kalimat.
B.     PERAN ORANG TUA UNTUK MELINDUNGI ANAK DARI PENGARUH NEGATIF FILM KARTUN
Orang tua merupakan pengontrol dan penjelas mana yang baik dan mana yang kurang baik bagi anak. Seorang anak akan menerima informasi apa saja yang sampai kepadanya tanpa bisa menyaring mana informasi yang baik atau kurang baik sehingga tugas orang tua untuk membatasi informasi yang sampai kepada anaknya. Sebaiknya orang tua memilah-milah tontonan yang baik untuk anaknya. Ada beberapa film kartun yang menayangkan tokoh kartun yang mengucapkan kata-kata yang kurang baik bagi perkembangan bahasa anak, contohnya seperti pengucapan kata-kata kurang sopan atau kata-kata yang pengucapannya kurang tepat.
C.     CARA MEMILIH FILM KARTUN YANG MEMBERI PENGARUH POSITIF PADA ANAK
Rata-rata film kartun yang ditayangkan televisi kurang mendidik meskipun ada sebagian yang tetap bersifat edukatif. Namun di luar kekhawatiran orang tua terhadap kualitas film kartun itu sendiri, perlu diwaspadai iklan-iklan yang berseliweran sepanjang film kartun ditayangkan. Berikut tips yang bisa menjadi alternatif dalam memberi tontonan yang baik untuk anak:
1.      Kartun yang bersifat mendidik dan tidak menayangkan kekerasan atau sikap moral yang buruk seperti perkelahian atau balas dendam.
2.      Disajikan dalam bentuk rekaman atau kaset agar anak terhindar dari bahaya iklan yang dapat memberikan kontribusi menjadikan anak berkemungkinan menjadi konsumtif.
3.      Selama penayangan acara sebaiknya tetap didampingi oleh orang tua.
4.      Orang tua sebaiknya memilih tontonan untuk anaknya seperti film kartun yang membantu anak untuk merangkai kalimat, seperti kartun-kartun yang telah banyak ditayangkan yang mampu membantu anak untuk memerlancar pengucapan kata dan merangkai kalimat sehingga dapat menunjang perkembangan bahasa anak.

BAB IV

PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Tayangan kartun untuk anak-anak memang baik dalam pengembangan imajiasi maupun perkembangan bahasa karena dari film kartun anak dapat mempelajari banyak kata-kata baru. Film kartun pun dapat menarik perhatian anak untuk belajar bahasa asing atau menambah perbendaharaan kata. Tinggal bagaimana orang tua menyikapinya, memberika pengarahan dan pengawasan yang baik agar anak dapat menyerap pesan baik dari film yang ditontonnya.

B.     SARAN
Sebaiknya orang tua tidak serta merta membiarkan anaknya dididik oleh media, namun tetap diberikan pengawasan sehingga anak tidak menjadi korban media. Orang tua sebaiknya membantu anak untuk mencerna alur cerita dari film kartun dan memperjelas pengucapa kata-kata baru yang menarik perhatian anak sehingga anak dapat memperkaya kosa katanya.
DAFTAR PUSTAKA
Yayang. 2010. Perkembangan bahasapada anak. [Online].
       . 2010. Cerdas Memilih Acara Kartun untuk Anak. [online].

No comments:

Post a Comment