23/08/2011

Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa


A.    Pengertian Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Dalam konsep tersebut, ada dua hal yang harus dipahami, yaitu:
1.      Dipandang dari sisi proses pembelajaran, Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa menekankan pada aktivitas siswa secara optimal, artinya Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual.
2.      Dipandang dari sisi hasil belajar, Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).
Dari konsep diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan dari Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa adalah untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memmperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri.
B.     Alasan Perlunya Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorentasi pada aktivitas siswa.
1.      Asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedewasan moral.
Hakekat pendidikan pada dasarnya adalah: 
a.       Interaksi manusia
b.      Pembinaan dan pengembangan potensi manusia
c.       Berlangsung sepanjang hayat
d.      Kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa
e.       Keseimbangan antara kebebasan subjek didik dan kewibawaan guru
f.       Peningkatan kualitas hidup manusia.
2.      Asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu: 
a.       Siswa bukanlah manusia dewasa dalam ukuran mini, akan tetapi manusia yang sedang dalam tahap perkembangan.
b.      Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda.
c.       Anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingungan.
d.      Anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya.
3.      Asumsi tentang guru adalah:
a.       Guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik.
b.      Guru memiliki kemampuan profesional dalam mengajar.
c.       Guru mempunyai kode etik keguruan.
d.      Guru memiliki peranan sebagai sumber belajar, pemimpin (organisator) dalam kegiatan pembelajaran yang memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar.
4.      Asumsi yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah: 
a.       Bahwa proses pembelajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem.
b.      Peristiwa belajar terjadi ketika anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru.
c.       Proses pembelajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat dan berdaya guna.
d.      Pembelajaran memberi tekanan kepada proses dan produk secara seimbang.
e.       Inti proses pembelajaran adalah adanya kegiatan belajar siswa secara optimal.
C.     Peran Guru dalam Implementasi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa di Sekolah Dasar
Guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaiakan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru:
a.       Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Artinya, tujuan pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh guru, akan tetapi diharapan siswa terlibat dalam menetukan dan merumuskannya.
b.      Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa. Artinya, tugas-tugas apa yang sebaiknya dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya ditentukan guru akan tetapi melibatkan siswa.
c.       Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
d.      Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya.
e.       Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lain sebagainya  melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
f.       Membantu siswa dalam menarik kesimpulan.
D.    Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
            Dalam kegiatan belajar mengajar Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa ada yang secara langsung dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat secara langsung teramati. Kadar Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, akan tetapi juga ditentukan oleh aktivitas nonfisik seperti mental, intelektual, dan emosional.
E.     Contoh Skenario Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
Judul         : MENULIS PETUNJUK MELAKUKAN SESUATU ATAU PENJELASAN UNTUK MEMBUAT SESUATU
Sasaran      : Siswa SD kelas IV semester II
Durasi        : 2 Jam Pelajaran ( 2x35 menit )
Penulis       : Darinih 
Dosen        :

A.    Pengantar
Siswa SD kelas IV semester II diharapkan sudah memiliki kemampuan dalam menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang membuat sesuatu. Kemampuan tersebut antara lain melalui pengalaman belajar berlatih dalam menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau membaca petunjuk untuk membuat sesuatu. Salah satu keterampilan itu juga siswa dapat membuat petunjuk untuk melakukan sesuatu dan menjelaskan proses suatu pembuatan produk. Dengan adanya pembelajaran tentang bagaimana cara menulis petunjuk ini, siswa diharapkan sudah mampu memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Sinopsis
Sajian ini diawali dengan memperkenalkan/memperlhatkan gambar tangram. Sehingga siswa terpancing untuk mengetahui lebih lanjut tentang benda yang ada digambar tersebut. Sehingga terciptanya tanya jawab.
Hingga akhirnya setelah pembelajaran ini siswa dapat membuat sendiri benda yang ada digambar tersebut dengan peralatan sederhana ( dari kertas ) dan menulis langkah-langkah pembuatannya.

C.     Setting
Ruang kelas : Terdiri dari meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa-siswa, papan tulis dan alat tulis.

D.    Properti
1.      Gambar tangram
2.      Kertas lipat aneka warna untuk membuat tangram untuk memberi siswa gambaran cara menulis petunjuk membuat tangram.
3.      Gunting
4.      Penggaris
5.      Kertas karton
6.      Lem

E.     Talent
Guru dan siswa-siswanya.

F.      Naskah
1.      Guru memasuki ruangan kelas 
2.      Guru mengucapakan salam.
3.      Siswa berdiri dan membalas salam.
4.      Guru mempersilahkan siswa untuk duduk kembali dan guru menunjuk seorang siswa untuk memimpin doa.
5.      Siswa mulai berdoa.
6.      Selesai berdoa Guru mulai mengabsen siswa.
7.      Guru memulai pembelajaran
“ Anak-anak, senang sekali hari ini kita dapat berjumpa kembali di Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.”
8.      Guru memperlihatkan gambar tangram.
“ Anak-anak kalian tahu tidak ini gambar apa (anak-anak mulai saling menyebutkan).
“ Iya...ini adalah tangram ( sambil memperlihatkan gambar tangram )
( Anak-anak mulai terpancing untuk bertanya dan ingin mengetahui tentang benda yang ada di gambar).
Guru menjelaskan tentang tangram dan cara pembuatannya.
“ Nah, jadi topik kita kali ini adalah bagaimana cara menulis petunjuk cara membuat tangram”.

9.      Guru menjelaskan bagaimana cara membuat tangram secara singkat.
“Anak-anak kalian sudah melihat tangram dari gambar, kalian tahu bagaimana cara membuatnya?”
Guru mencoba memancing siswa untuk menjawab berdasarkan apa yang diketahuinya. (Setelah siswa menjawab, baik benar atau salah, guru pada kemudian menjelaskan cara membuat tangram).
10.  Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
“ Anak-anak ada yang pernah membuat tangram?”
 “Ayo diskusikan bagaimana cara membuat tangram!”
“Ayo siapkan juga bahan-bahan nya ( kertas )!”
“Lalu, tulis langkah-langkah membuat tangram!”
11.  Setiap kelompok dibiarkan berkreasi dan aktif membuat tangram dan guru melihat bagaimana siswa bekerjasama dan mengamati krestivitas siswa serta memberi bantuan kepada siswa yang membutuhkan baik dalam membuat tangram atau menulis petunjuk pembuatan tangram (sambil mengisi format pengamatan diskusi).
12.  Setelah selesai masing-masing kelompok membuat hasil karya dan menulis langkah-langkah pembuatannya. Setiap kelompok diminta mendemonstrasikan hasil karyanya di depan kelas. Setiap kelompok setelah mendemonstrasikan kemudian guru memberikan reward berupa pujian serta memberikan kesempatan kelompok lain untuk menanggapi hasil demonstrasinya.
13.  Guru meminta peserta didik membuat hasil laporan diskusi.
“Jadi, kesimpulan yang dapat kita ambil adalah bahwa dalam membuat sesuatu perlu ada petunjuk yang bisa membantu kita dalam menentukan apa saja yang harus dilakukan.”
“Dan,Ibu bangga dengan kalian, kalian sudah bisa membuat sesuatu dan membuat catatan langkah-langkah pembuatannya. Bahkan kalian juga sudah bisa mendemonstrasikan bagaimana cara membuat tangram dengan cara kalian. Sungguh Luar Biasa!”
14.  Guru mempersilahkan siswa untuk duduk ke tempatnya masing-masing (tidak lagi berkelompok).
15.  Guru menutup pertemuan hari ini
“Anak-anak sekarang kalian memahami apa yang sudah disampaikan pada pelajaran kali ini”
“Jadi jangan pernah berhenti untuk belajar dan berlatih untuk menerapkan keterampilan kalian, termasuk membuat suatu model atau karya dan membuat catatan petunjuk pembuatannya”. 
“Baiklah, cukup untuk pertemuan kali ini.”
“Sebelum kita pulang,marilah kita berdoa!” (Guru menunjuk salah seorang siswanya untuk memimpin doa sebelum pulang)
“Ibu akhiri dengan ucapan Wassalamualaikum wr.wb….”
(siswa-siswa pun menjawab salam dan berbaris pulang sambil menyalami gurunya).



DAFTAR PUSTAKA


______. 2011.  Standar Proses Pendidikan. [Online].


2 comments: