24/05/2011

PERLUNYA KEDEKATAN EMOSI PENDIDIK DAN SISWA PADA SEKOLAH DASAR (pengaruh hubungan kedekatan emosi pendidik dengan peserta didik Sekolah Dasar terhadap proses pembelajaran)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Membelajarkan sekelompok siswa membutuhkan seni tersendiri, baik dalam menyampaikan pokok-pokok pembelajaran maupun dalam membuat siswa menerima pribadi atau sosok pendidik itu sendiri. Dalam hal ini saya menekankan pada permasalahan kekurang mengertian pendidik tentang bagaimana bersikap sehingga siswa salah persepsi kemudian menghindar atau merasa tidak nyaman selama proses belajarnya. Padahal untuk dapat memahami suatu hal sekecil apa pun dibutuhkan suatu perasaan nyaman untuk menerima pengetahuan baru.
Anak-anak cenderung sulit menerima pengetahuan baru dari orang yang belum dia percayai karena berbagai faktor, misalnya faktor orang tua yang selalu mengatakan padanya agar berhati-hati pada orang asing. Pendidik yang tidak mengetahui karakter siswanya dengan baik akan membahayakan siswa tersebut karena mungkin saja sikap yang diambil dalam proses pembelajaran terhadap siswa tersebut kurang tepat hingga menyebabkan siswa tersebut trauma belajar dari pendidik itu. Sehingga sangat penting seorang pendidik memiliki kedekatan emosi dengan siswanya untuk menghindari salah persepsi dari siswa terhadap pendidik.
Ada banyak metode yang telah lulus uji penelitian para peneliti pendidikan, namun semua hanya berakhir menjadi seonggok tumpukan pengetahuan yang kemudian akan berkarat karena kurang terampilnya pemilik pengetahuan tersebut dalam menggunakan pengetahuan itu. Lalu, kegiatan pendidikan yang terjadi kebanyakan tetap dengan metode-metode lama yang menyiksa para siswa baik dalam segi psikis bahkan dari segi fisik.

B.     Tujuan penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pedagogika, serta untuk menjadi referensi dalam memilihan strategi penanganan kelas sehingga kegiatan pembelajaran dalam tingkat satuan pendidikan sekolah dasar dapat berlangsung dengan menyenangkan, karena dengan suasana hati yang gembira siswa akan lebih mudah memahami pokok-pokok bahasan yang disampaikan oleh pendidik, dan supaya pendidik lebih peduli dan meninjau kembali hubungan emosinya dengan para siswanya, karena siswa juga memiliki perasaan yang bahkan lebih sensitif dari perasaan seorang pendidik.

C.     Rumusan penulisan
Adapun permasalahn yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Siapa siswa dan pendidik itu?
2.      Apa karakteristik anak usia sekolah dasar?
3.      Faktor apa yang mempengaruhi perkembangan emosional siswa?
4.      Adakah pengaruh kedekatan emosi pendidik dengan siswa terhadap proses pembelajaran?
5.      Bagaimana pendidik membangun kedekatan emosi dengan siswa?

D.    Manfaat penulisan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi para pendidik bahwa mendidik siswa bukan semata-mata mentransfer ilmu pengetahuan namun mendidik merupakan suatu proses kehidupan manusia sebagai makhluk sosial baik bagi pendidik maupun bagi siswa, sehingga dalam proses kehidupan sosial itu dapat dimanfaatkan sebaik mungkin bukan hanya sebagai tempat mencari ilmu-ilmu aplikatif untuk menunjang karir atau pun untuk wadah mencari nafkah belaka. Bagi penyusun, makalah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kewajibann sebagai calon pendidik yang suatu saat harus siap melaksanakan tugas untuk mencerdaskan bangsa.


BAB II
ISI

A.    Siswa dan Pendidik
Siswa merupakan seorang anak didik dalam lingkungan sekolah yang tengah dalam masa perkembangan dan menuju kekedewasaan. Pendidik merupakan orang dewasa yang bertugas membantu dan membimbing siswa selama proses pembelajaran dalam rangka secara sadar menjadikan siswa  mencapai kekedewasaan dan mampu melaksanakan tugas perannya dalam masyarakat saat siswa sudah dewasa.

B.     Karakteristik anak usia sekolah dasar
Siswa sekolah dasar memiliki karakteristik yang perlu diketahui dan dipahami oleh pendidik agar pendidik lebih mengenal siapa siswa dan supaya pendidik dapat mengambil langkah yang tepat dalam menyikapi kelakuan siswa guna proses pembelajaran. Berikut beberapa karakteristik yang perlu diketahui:
1.      Siswa adalah subjek karena siswa juga manusia sehingga seorang pendidik tidak dapat memperlakukan siswa dengan semena-mena. Siswa memiliki sifat unik, setiap siswa memiliki cita-cita diri kelak dewasa akan menjadi seperti apa jadi pendidik tidak boleh dengan begitu saja menyamaratakan perlakuannya pada semua siswa.
2.      Siswa sedang berkembang, jadi pendidik tak dapat menyalahkan siswa yang agak lemah dalam memahami apa yang hendak disampaikannya. Justru seorang siswa boleh marah jika pendidik memaksakan siswa untuk memahami apa yang ingin disampaikannya, karena mungkin saja itu tidak sesuai dengan tugas perkembangan siswa. Pendidik pun harus membedakan perlakuan terhadap siswa berdasarkan tingkat perkembangannya karena setiap siswa memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda yang dipengaruhi berbagai faktor.
3.      Siswa hidup dalam dunia tertentu, yang bahkan siswa satu dengan yang lainnya akan berbeda sehingga tidak dapat dibenarkan jika pendidik menganggap siswa ada dalam dunia yang sama dengannya. Siswa memiliki dunia keanakannya sendiri, dan ini tidak sama dengan anggapan bahwa siswa atau anak adalah miniatur pendidik atau orang dewasa.
4.      Siswa hidup dalam lingkungan tertentu dan berbeda-beda. Siswa dalam suatu kelas belajar datang dari berbagai macam budaya, status sosial, kondisi keluarga, dll. yang kesemuanya sangat berpengaruh besar dalam proses pendidikan karena tidak mungkin pendidik mengambil kesimpulan untuk memberikan layanan pendidikan yang sama terhadap semua siswa.
5.      Siswa memiliki ketergantungan terhadap orang dewasa karena pada dasarnya siswa masih dalam proses belajar dan belum memahami secara pasti baik itu bagaimana cara melindungi diri sendiri maupun tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga siswa masih harus dipandu dan dibimbing. Antara membimbing dan memberi tahu ada perbedaan yang cukup mendsar. Memberitahu hanya sebatas menyampaikan hingga siswa tahu, namun membimbing lebih jauh lagi, pendidik diharuskan untuk menyampaikan lalu menuntun sampai siswa menjadi mengerti dan paham.
6.      Siswa memiliki potensi dan dinamika yang akan berkembang sesuai dengan kehendak siswa, tugas pendidik hanya menjadi pemberi bantuan atau pemberi fasilitas yang menunjang perkembangannya (Syarifudin dan Kurniasih, 2009:65).

C.     Mengenal perkembangan emosional siswa
Perkembangan emosional siswa berbeda antara satu sama lain karena adanya perbedaan:
1.      Jenis kelamin, siswa laki-laki dengan siswa perempuan akan cenderung berbeda perkembangan emosinya karena ada perbedaan hormon yang mempengaruhi serta ada perbedaan tugas peran dalam kehidupannya.
2.      Usia, secara umum usia siswa akan mempengaruhi kestabilan emosinya meskipun masih ada faktor lain yang mempengaruhi, namun semakin bertambah usia siswa kondisi emosinya akan cendrung lebih stabil atau mengalami perkembangan-perkembangan untuk menyesuaikan dengan perannya dalam masyarakat yang berubah.
3.      Lingkungan pergaulan, jelas sangat mempengaruhi karena dalam lingkungan pergaulan siswa akan menemui permasalahan-permasalahan yang sebenarnya akan membantu perkembangan emosinya menjadi lebih stabil, namun jika permasalahan tersebut tidak ditangani dengan benar dan tidak mendapat bimbingan orang dewasa maka akan menyebabkan gangguan emosi.
4.      Pembinaan orang tua, pola asuh orang tua akan sangat mempengaruhi perkembangan emosi siswa. Seorang siswa yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih sayang akan berbeda keadaan emosinya dengan siswa dari keluarga yang kurang peduli terhadap anaknya, acuh tak acuh misalnya, atau dari keluarga yang kasar (Massofa, 2008).

D.    Pengaruh kedekatan emosi pendidik dengan siswa terhadap proses pembelajaran
Kemampuan dan karakteristik serta sifat-sifat siswa begitu beragam karena siswa datang dari berbagai latar belakang baik keluarga maupun lingkungan sosial yang pasti berbeda antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Pendidik tidak mungkin dapat mengambil suatu keputusan dalam tindakan dengan tepat tanpa memahami apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh siswa. Untuk dapat memahami kebutuhan siswa diperlukan kedekatan antara pendidik dengan siswa baik kedekatan dalam proses pembelajaran maupun kedekatan emosional, karena siswa akan lebih memahami suatu hal yang disampaikan oleh orang yang dia kenal baik dibandingkan oleh seorang pendidik yang hanya dia tahu nama dan materi yang tengah disampaikan, itu pun jika dia mau mendengarkan dan memperhatikan. Pendidik perlu meluangkan waktu khusus untuk memperhatikan siswa-siswanya 

E.     Beberapa cara pendidik untuk membangun kedekatan emosi dengan siswa
Pendidik dapat membangun kedekatan emosional dengan siswa melalui banyak cara, untuk referensi di sini akan dijelaskan beberapa cara yang dapat dilakukan.
1.        
DAFTAR PUSTAKA
Massofa. 2008. KarakteristikAnak Usia SD. [Online].
Syarifudin, Tatang dan Kurniasih. 2009. Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.

No comments:

Post a Comment