Fungsi Pendidikan
Pendidikan
dalam arti luas diartikan sebagai suatu kondisi tertentu yang memungkinkan
terjadinya transformasi dan kegiatan sehingga mengakibatkan seseorang mengalami
suatu kondisi tertentu yang lebih maju. Dalam sebuah pertunjukan seni, orang
sering mendapatkan pendidikan secara tidak langsung karena di dalam setiap
karya seni pasti ada pesan atau makna yang disampaikan. Disadari atau tidak,
rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan oleh seni merupakan alat pendidikan bagi
seseorang. Seni bermanfaat untuk membimbing dan mendidik mental dan tingkah
laku seseorang supaya berubah kepada kondisi yang lebih baik dan maju dari
sebelumnya. Disinilah seni harus disadari mnumbuhkan nilai estetika dan etika
kepada peserta didik.
Tentunya
dalam dunia pendidikan terutama ke untuk Sekolah dasar, seni mempunyai peran
yang penting untuk menunjang perkembangannya. Banyak hal yang dapat diperoleh
oleh siswa dengan belajar seni, yaitu sebagai berikut :
a.
Memberikan fasilitas yang sebesar-besarnya kepada
siswa untuk mengemukakan pendapatnya (ekspresi bebas).
b. Melatih imajinasi
anak, ini merupakan konsekuensi logis dalam kegiatan ekspresi supaya dalam
berekpresi seorang anak mempunyai bayangan terlebih dahulu yaitu dengan latihan
imajinasi yang dapat berangkat dari pengamatan maupun hasil rekapitulasi
kejadian yang telah direkam oleh otak.
c. Memberikan pengalaman
estetik dan mampu memberi umpan balik penilaian (kritik dan saran) terhadap
suatu karya seni sesuai dengan mediumnya.
d. Pembinaan
sensitivitas serta rasa pada umumnya, hasil yang diharapkan adalah terbinanya
visi artistik dan fiksi imajinatif.
e. Mampu memberikan
pembinaan ketermpilan yaitu dengan membina kemampuan praktek berkarya seni
kerajinan. Hal ini berguna untuk mempersiapkan kemampuan terampil dan praktis
sebagai bekal hidup di kemudian hari.
f.
Mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif,
ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi terhadap hasil
karya seni dan keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara.
g. Siswa memiliki pengetahuan,
pengalaman dan kemauan keras berkarya dan berolah seni, serta kepekaan artistik
sebagai dasar berekspresi pada budaya bangsa. Tujuan tersebut pada dasarnya
adalah menyiapkan anak untuk berpengetahuan, bercakapan dan berkemampuan dalam
tingkat dasar agar kelak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
h. Menumbuhkembangkan
sikap profesional, kooperatif, toleransi, dan kepemimpinan.
i.
Seni sebagai alat pendidikan dalam pendidikan seni bukan semata-mat
bertujuan untuk mendidik anak menkjadi seniman melainkan membina anak-anak
untuk menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, dan melalui
permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreatifitasnya sedini mungkin.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat
pendidikan.
Selain itu, seni
juga mempunyai peran penting terutama dalam konstelasi kurikulum pendidikan,
antara lain yaitu :
a. Seni sebagai bahasa
visual
Anak usia SD dalam
kehidupannya sangat dekat dengan berkarya seni dan hanpir bisa dikatakn bahwa
perilaku anak dekat dengan kegiatan kesenian atau dapat dikatakan “tiada hari
tanpa seni”. Kegiatan berseni merupakan kebutuhan anak dalam mengutarakan
pendapat, berkhayal atau berimajinasi, bermain, belajar memahami bentuk yang
ada di sekitar anak, dan merasakan perasaan (gembira, sedih, dll)
Dalam konteks seni
berperan mengemukakan pendapat tmpak ketika anak menyanyi atau menari ataupun
menggarka bertema maupun tanpa tema. Karya seni mereka berikan tema sesuai
dengan keinginan pada saat itu, sebagai contoh ketika anak membayangkan
nikmatnya berada dalam ban-ban ibu, dan ibu menimangnya sambil menyanyikan lagu
akan kembali muncul dalam bentuk gambar seorang perempuan dan kain. Ungkapan
itu juga dapat berupa celotehan suara menyanyi dan menirukan orang sedang menimang
boneka. Namun dapat pula berupa gambar bentuk yang di mulai dari menggambar
pesawat terbang yang indah dengan bentuknya yang khas anak kemudian selang
beberapa menit gambar tersebut dicoret sampai menutup permukaan. Disinilah
ungkapan kesal pesawat musuh menembak pesawat idealnya.
b. Seni membantu
pertumbuhan mental
Ternyata contoh di
atas merupakan perkembangan simbol rupa yang terjadi pada saat anak ingin
menyatakan bentuk yang difikirkan, dirasa, atau dibayangkan. Bentuk-bentuk
tersebut hadir bersamaan dengan perkembangan usia mental anak. Pada suatu
ketikapertumbuhan badan seorang anak lebih cepat daripada perkembangan
pikirannya. Ketidak sejajaran perkembangan anak tersebut menyebabkan puls
perkembangan gambar anak dengan gambar lain yang normal, oleh karena itu
terjadi variasi gambar anak. Hal ini seiring dengan perkembangan nalar pada
diri anak. Bagi anak yang mempunyai perkembangan berbeda, dimana fungsi nalar
sudah berkembang lebih cepat dari pada ekspresinya maka peristiwa tersebut
berpengaruh juga dalam gambar.
Beberapa figur akan
diungkapkan berbeda dengan anak yang lainnya, anak di suatu tempat tidak akan
sama dengan yang lain. Namun, pada dasarnya pada usia SD yang lain.
Perkembangan emosi nya ditandai oleh perkembangan keseniannya. Kondisi ini akan
berubah jika perkembangan penalaran anak juga berubah. Sekitar tujuh sampai
dengan delapan tahun (antara kelas I dan II) merupakan usia perkembangan
penalaran anak, maka pikiran dan perasaan anak pun mulai berkembang memisah.
Hasilnya terdapat anak yang penalarannya dan perasaannya kuat. Biasanya tipe
anak yang kuat penalarannya cenderung menggambar dengan nuansa garis lebih
dominan. Maka figur atau obyek lukisan ditampilkan lebih realistik. Sedangkan
anak bertipe perasaan (emosional) ditunjukkan dalam gambar berupa blok-blok
warna kuat dimana terdapat satu figur yang diberi warna lebih menyolok dari
pada yang lain.
Dalam pandangan
psikologi humanistik perkembangan anak tidak saja dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (teori behavioral) seperti teman-teman disekelilingnya, guru kelas,
atau pun orang tua saja, melainkan juga berasal dari faktor insting sebagai
internal faktor (teori psikoanalisis). Biasanya kedua faktor tersebut berjalan
saling mempengaruhi sacara seimbang. Misalnya fisik, intelektual, emosional,
dan interpersonal, serta interaksi antara semua faktor yang mempengaruhi
belajar dan motivasi belajar. Psikoanalisis sendiri menyatakan bahwa dalam jiwa
manusia berkembang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Barangkali perkembangan
ketiga ranah kejiwaan pun juga mempengaruhi perkembangan mental dan selanjutnya
berpengaruh terhadap cara cipta seni rupa. Psikologi humanistik sendiri
merupakan cabang psikologi yang memfokuskan pandangannya tentang teori persepsi,
respon terhadap kebutuhan internal individu dan dorongan aktualisasi diri atau
menjadi apapun yang diinginkan (Maslow, dalam Eggen & Kauchak, 1997).
Selanjutnya
perkembangan intelektual, emosional, maupun persepsi dapat dikategorikan
sebagai perkembangan mental. Dalam skema pertumbuhan anak, teruarai bahwa bisa
terjadi urutan perkembangan usia yang tidak seimbang. Usia kronologis (yaitu
usia berdasarkan urutan yang dihitung sejak lahir) anak berusia 6 tahun
berkembang terus sesuai dengan tahun. Usia kronologis ini kebetulan mempunyai
perkembangan sejajar dan seiring dengan usia mental. Namun pada usia
pertumbuhan, badan anak kurang normal dibanding dengan kedua usia di atas.
Mungkin kerdil, atau bahkan lebih cepat matang kedewasaannya.
Perkembangan anak ini
sedikit banyak mempengaruhi pola berkarya seni. Ketika usia pertumbuhan badan
normal belum tentu akan diikuti oleh perkembangan usia mental. Mungkin hambatan
psikologis keluarga dengan berbagai aturan pergaulan dalm keluarga terlampau
ketat maka perkembangan mental akan berbeda dengan anak yang hidup dalam
keluarga sesuai dengan adat dan pergaulan dengan masyarakat lain. Jika
selanjutnya dikaitkan dengan kebutuhan penciptaaan karya seni, maka respon
seseorang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Secara harfiah,
anak ingin memvisualisasikan dirinya dalam konteks tanggapan terhadap
lingkungan atau obyek.
c. Seni membantu belajar
bidang lain
Dalam mendidik dan
membimbing seorang anak diperlukan pengembangan kecerdasan yang berupa
linguistik (bahasa), matematika, visual (spasial), kinestetik (perasaan),
musikal, interpersonal maupun intuisi. Kecerdasan ini akan dimuculkan oleh
setiap mata pelajaran, namun demikian mempunyai karakteristik tugas misalnya
linguistik mengembangkan keberanian tampil mengemukakan pendapat. Jiuka seorang
anak tidak berani tampil maka pengetahuannya pun relatif tidak berkembang, maka
kesemuanya harus dilatihkan agar berjalan beriringan.
SENI SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN
Banyak para ahli pendidikan yang
berpendapat bahwa seni itu dapat dipakai sebagai alat untuk mendidik, antara
lain Ki Hajar Dewantara dangan Taman Siswa-nya. Semenjak berdiri hingga
sekarang menggunakan seni sebagai salah satu alat pendidikan. Bagaimanakan
penggunaan seni untuk pendidikan itu, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Waktu Berolah Seni
Dengan berolah seni dapat
ditimbulkan sikap-sikap sebagai berikut:
a.
Memperhalus
budi pekerti dan membuat sikap yang kasar, ugal-ugalan menjadi lebih halus dan
sopan santun. Pengaruh seni yang demikian pernah dianjurkan oleh R. A. Kartini
dalam mendidik, memperhalus budi pekerti dengan cara membatik.
b.
Menanamkan
dan meningkatkan kedisiplinan. Kegiatan seni adalah kegiatan yang penuh dengan
kedisiplinan. Tanpa disiplin tidak mungkin dilahirkan karya seni yang baik,
misalnya waktu berlatih karawitan, masing-masing penabuh harus tunduk dengan
aturan permainan. Apabila ada salah seorang penabuh yang tidak disiplin,
mendahului atau terlambat membunyikan alatnya maka akan terjadi kesalahan pada
keseluruhan orkestra itu. Hal ini juga terjadi pada tari, nyanyi dan
sebagainya. Dengan demikian peserta olah seni itu akan dibiasakan dengan
hal-hal yang disiplin.
c.
Membangkitkan
dan menanam rasa cinta tanah air dan bangsa. Seni selalu berhubungan dengan
rasa kebangsaan. Apakah itu bangsa sendiri ataukah bangsa lain. Oleh karena itu
pendidikan seni harus bermula dari seni sendiri. Seni bangsa sendiri harus
dipelajari terlebih dahulu sebelum mempelajari seni bangsa lain. Dengan selalu
bergaul dan mengenal seni bangsa sendiri, lama kelamaan tertanam rasa cinta dan
menghormati bangsa sendiri, dan bangga akan karya-karya bangsanya. Untuk
mengimbangi rasa cinta bangsa yang berlebih-lebih, hingga akan merendahkan
bangsa lain, barulah diperkenalkan seni bangsa lain. Sifatnya hanya sebagai
pelengkap dan pembanding, penghambat rasa yang berlebihan terhadap cinta
bangsa.
Seni sebagai media
pendidikan dapat dilihat dalam musik, misalkan Ansambel karena didalamnya
terdapat kerjasama, atau Angklung dan gamelan pun ada nilai pendidikannya
karena kesenian tersebut terdapat nilai sosial, kerjasama dan disiplin. karya
seni yang sering digunakan untuk pelajaran/pendidikan seperti : gambar
ilustrasi buku pelajaran, film ilmiah/dokumenter, poster, lagu anak-anak, alat
peraga IPA, dsb.
Referensi:
Susanto, Heru. 2011. Fungsi Seni. [Online]. (Tanggal Akses, 09/02/2013 14.13 WIB)
Zakki. Tt. Fungsidan Tujuan Seni. [Online]. (Tanggal Akses, 09/02/2013 14.27 WIB)
No comments:
Post a Comment